Ada pertanyaan tentang distro Linux yg memakai basis distro lain.
Berikut beberapa fakta terkait hal ini:
Ubuntu yg disponsori oleh Canonical dengan uang jutaan dollar pakai basis debian, tidak buat sendiri.
CentOS cukup sukses, tidak buat sendiri.
ChromeOS yg dikembangkan google juga tidak buat dari awal.
Contoh lain Android: Banyak yg dapat untung dengan “hanya” tinggal pakai Android di beragam smartphone.
Androis sendiri apakah buat semuanya dari awal?
Tidak, pakai kernel yg sudah ada.
Apa yg terjadi dengan Symbian yg dikembangkan dari awal oleh Nokia?
Symbian dikembangkan dengan menghabiskan
jutaan dollar, saat ini sangat lemah posisinya.
Satu bagian kecil dari distro, misal untuk membuat
sistem paket sendiri, dikerjakan cukup lama,
perlu beberapa orang dengan kemahiran (cukup) tinggi.
Di Indonesia mungkin hanya sedikit orang yg
mau dan bisa mengerjakan distro dari awal.
Investasi (sumber daya dan dana) di bagian
ini tidak terlihat manfaat besarnya.
Untuk buat sendiri suatu distro dan
dikembangkan secara terus menerus
perlu sumber daya yg besar dan waktu
yg tidak singkat.